Miftahuddin.
Sebuah nama yg hampir sedekad aku simpan, masih menunggu pemiliknya.
Seorang lelaki yg aku ingin, sebagai penyejuk mata penenang jiwa, juga sekaligus menjadikan aku syurganya.
Nama yang hadir dulu di hati aku, bahkan sebelum aku terfikir untuk memohon pada Tuhan sesuatu kebaikan dari sisinya untukku.
Miftahuddin, bertemu di dunia atau tidak, aku percaya yang kau akan hadir untukku.
Miftah,
andai takdir menemukan kita di dunia, aku tahu dan pasti akulah yang akan mencintaimu tanpa batas dan syarat.
Akulah yg akan selalu ada selagi kau memerlukanku.
Akulah yg akan selalu percaya dengan mimpimu dan memegang tanganmu untuk menggapainya.
Akulah yg aku merisaukan sedih dan bahagiamu melebihi diriku sendiri.
Dan pasti hari pertama bertemumu, keringat darah dan air mataku akan tumpah tapi segalanya tidak akan mampu melebihi bahagia dan syukurku.
Miftahuddin,
Ku doakan kau menjadi lelaki yg baik, jika panjang umurku, akan aku pegang tanganmu, mencuba menunjuk padamu seperti apa menjadi sosok manusia dan lelaki yg baik, semampuku dgn segala keterbatasanku.
Cukup itu dulu pesanku di surat yang pertama ini untukmu..
Cintaku, aku sayang padamu dari dulu, hari ini, saat nanti bertemumu hingga selamanya.
Miftahuddin,
doakan ibumu, atau apa pun panggilan mu untukku kelak.. moga aku layak untuk menggenggam kamu di pangkuanku.
Seharusnya ayahmu dulu yg harus aku temukan dalam perjalanan ini, sehingga waktu itu tiba.
Dan semoga dia adalah yg terbaik untuk kita.
Baik untuk hati, agama, dunia dan akhirat.
Salam sayang dari sedekad yg lalu dan selamanya.
#FuturemessageforMiftah
No comments:
Post a Comment